Jumat, 04 Desember 2009

Sendiri

"Aku sendirian" begitu curhatnya kala itu padaku, sambil airmatanya bersimbah memenuhi seluruh pelupuk matanya yang bening dan indah. Saat itu ku hanya diam membisu, mencoba untuk bisa memahami apa yang sebenarnya telah terjadi dan ia rasakan, meski itu mungkin tak cukup berarti baginya. Namun, aku berusaha untuk bisa mendengarkan segala keluh dan curahan hatinya. Mungkin ini klise baginya.
Ia masih saja terisak, kuberanikan lagi untuk bertanya padanya dengan suara pelan, "apa yang sebenarnya telah terjadi?, kamu disini bersamaku" "kenapa kau bilang sendirian?"...dengan terisak-isak dan menyeka airmatanya ia bercerita "Aku merasa sendirian dalam hidupku, aku merasa orang-orang di sekitarku hanya sering menghinaku karena serba kurangnya aku dalam hidup", mereka sering menghinaku dan mencaciku ketika aku salah di mata mereka. Padahal suatu saat mereka juga melakukan hal yang sama "....kembali matanya yang sayu meneteskan air mata, kurasakan betapa hancurnya hatinya diperlakukan seperti itu. Oh Malangnya nasibmu sobat...begitu gumamku.
Diam dalam seribu bahasa hanya bisa kulakukan, aku merasa seperti orang yang tak berguna kala itu. " Ia kembali berkata, kamu tahu rasanya dihina?? sambil matanya terus mengalirkan air seperti anak sungai di musim hujan " iya " jawabku pelan. Sakit sekali, apalagi orang itu melakukan hal yang sama seperti yang ia hinakan padaku sambil tertawa-tawa lepas dan ngakak..bahkan lebih parah.....Ya sambil kupegang tangannya untuk menguatkannya...agar ia tahu bahwa akupun bisa merasakan apa yang ia rasakan....Sabar yaaa..semua pasti ada hikmahnya...biarkan saat ini orang menertawakan dan menghinamu, pasti suatu saat ada kalanya engkau juga bisa tertawa tapi....ku gantungkan kata. Bukan ku bermaksud untuk menggurui atau sok menjadi uztadzah, tapi jangan pernah menyimpan dendam dalam hatimu karena itu akan menghancurkanmu, meskipun itu atas orang-orang yang menghinamu. Ia terdiam begitu pula aku. Tetapi masih saja air matanya terus mengalir dengan derasnya dan rasanya air itu tak pernah mau mengering. " Memang berat........" tapi ku yakin kamu bisa...kok.....sambil kupeluk erat tubuhnya dan ketepuk-tepuk pundaknya, layaknya sang ibu menenangkan anaknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar