Minggu, 19 April 2009

Suweg



Suweg??? Heeh, aneh yaaa, panganan opo maneh iki Crize?. Mungkin bagi sebagian yang lain aneh namanya, tapi bagi kami khususnya wong ndeso wes biasa dengan nama ini. SUWEG adalah nama sejenis umbi-umbian yang masuk kelompok polo pendhem (dalam istilah Jawa). Suweg sendiri hidup di tanah tegalan, di tempatku sendiri suweg ditanam dibelakang rumah. Tanah belakang rumah lumayan subur, karena banyak daun-daun yang secara tak langsung menjadi pupuk.
Kemarin pas pulang kampung, sore-sore Bapak minta dimasakin suweg oleh Ibu. akhirnya Ibu minta sama Bapak untuk mengambilnya di belakang rumah, kini suweg sudah jarang karena tergeser oleh bangunan kandang kambing. Dulu sewaktu kecil, di belakang rumah banyak sekali tanaman suweg dan jika musim semi tiba bunga suwegnya duh bikin pusing. Karena aromanya mirip bangkai. Namun, sekarang seiring bertambahnya usia dan kebutuhan bangunan di rumah. Maka tergusur pula tanaman-tanaman suweg ini.
Suweg sendiri bisa diolah dengan terlebih dahulu dikupas dan dicuci bersih untuk menghilangkan lendir-lendirnya. Karena kalo lendirnya kurang bersih, rasanya bisa gatal ketika kita memakannya. Setekah dicuci bersih, suweg bisa dikukus dengan api besar dan konsisten. Kalo apinya kecil dan sering mati bisa membuat rasa gatal juga muncul. Maklum kalo di desa masih sering pake kayu bakar jadi untuk apinya perlu dijaga.
Setelah suweg matang bisa langsung dimakan atau diolah menjadi kolak. Atau mungkin yang kreatif bisa jadi olahan yang lebih menarik. HMmmmm bisa dijadikan alternatif makanan pokok. Untuk rasanya mirip ubi jalar tapi tak terlalu manis. Rasanya maaaak nyuuuuuusssss seperti kata pak Bondan...hihi (kebanyakan nonton wisata kuliner iki).
Tapi setidaknya makanan ini bisa dipertimbang untuk dilestarikan, karena semakin langkanya pembudidayaan suweg oleh masyarakat, karena sudah digeser oleh makanan modern seperti burger, pizza, spaghettie, dan etc.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar