Rabu, 10 Juni 2009

Pak ARI

Jarak Surabaya Ponorogo, bagiku sudah tak ada artinya. Setiap sebulan sekali minimal aku tempuhi jarak itu untuk bisa bertemu dengan keluarga tercintaku di kota kelahiranku di Ponorogo. Sore itu aku pergi pulang kampung dan seperti biasa pula aku naik bis, karena selain bis g ada alternatif angkutan umum yang bisa aku tumpangin, maklum kalo naik pesawat belum ada bandaranya mo mendarat dimana coba, mendarat di atap kasihan rumahku ntar.....
Duduk rapi di kursi pertama, niatnya sih biar bisa melihat pemandangan malam hari (halah padahal kalo bis dah jalan yang ada mata merem..:-d). Hmmm..ternyata kalo pulang pada hari kerja bis sepi dan lama, kemaren tuh aku ambil cuti supaya di rumah agak lama. Hampir 15 menit bus yang kutumpangi belum jg berangkat karena penumpang masih sepi, tak berapa lama. Seorang Bapak naik.."permisi mbak, kosong" singkat kujawab " y a Pak silahkan". Obrolan demi obrolan berlanjut, dari obrolan seputar makanan, keluarga bahkan permbedayaan ekonomi kecil. Dari perkenalan yang terjadi Pak Ari adalah seorang guru yang mengajar di SMU Negeri 22 Surabaya di daerah Karang Pilang. Beliau sudah mengajar hampir 30 tahun. Dan selama hampir sepuluh tahun terakhir ini "LAJU" dari Jombang ke Surabaya. "lAJU" adalah sebuah istilah untuk orang yang pulang pergi dalam satu hari dan dilakukan secara rutin/setiap hari. Salut juga buat beliau, dan saat kutanyakan alasannya kenapa beliau laju selama 10 tahun. Beliau mengatakan "karena Surabaya tidak cukup nyaman untuk ditinggalin. Pan secara panas, plus kehidupan metropolisnya bikin hidup penuh dengan tingkat stres yang cukup tinggi (pengalaman pribadi nih Na?).
Pak Ari ini sudah mengelilingi hampir seluruh kota di Indonesia karena beliau adalah seorang pembicara yang memberikan materi seputar bagaimana merencanakan kehidupan ekonomi keluarga. Padahal background keilmuan beliau adalah seorang guru Bahasa Inggris. Wow jadi pengen dech isa keliling Indonesia minimal...kapan yaaa...(halah ngayal lg...biarin ngayal asal terwujud amin). BTT, Pak Ari adalah sosok seorang guru gigih menurut, yang bisa dijadikan teladan untuk terus berjuang melanjutkan hidup (Ayooo Lanjutkan....!!!! wih kampanye lgi ceritane iki...he he he). Kami berpisah di stasiun Jombang, karena rumah beliau dekat dengan alon-alon Jombang deket stasiun itu lhoo...
I hope someday, isa ketemu lagi ma Pak Ari di perjalanan atau dimanapun, semoga beliau masih ingat juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar