Hallah makin hot aja nih postingannya he he he..padahal gebetan aja belum ada apalagi suami. Ini ada apa tho...? Kok judulnya sungguh beratz gini..?Mo tahu lebih lanjut yuks mari baca selengkapnya.
Kemarin dapat email dari seorang anggota milis yang aku ikutin, meskipun disitu aku hanyalah member milis pasif, gimana enggak pasif lah wong cuman join aja tak pernah kasih kontribusi gituh maksudnya. Emailnya berjudul "Suami saya tidak bertanggung jawab atas hidup saya..." pikirku kala itu apalagi nih email. Awalnya aku cuekin saja tapi setelah sekian lama teronggok diinbox kok muncul rasa penasaranku, kenapa lagi nih ma ceritanya. Masak nih milis tentang lowker berubah jadi ajang curhat masalah rumah tangga, coba baca ajalah..apa salahnya. Dan mulailah sesi membacanya...
Tadi pagi ketika sedang business breakfast dengan seorang entrepreneur wanita yang berhasil, iseng-iseng saya bertanya: "Suami kamu bertanggung jawab ga atas hidup kamu?".
Well, jawaban yang diberikan sangat jarang saya dengar :) "Suami saya orangnya bertanggung jawab. Sepanjang yang saya ketahui, dia setia, tidak pernah selingkuh, orangnya rajin dan ulet, dia cermat dalam setiap pengeluaran keuangan, dia komit pada pekerjaannya, dan dia sayang keluarga. Tetapi dia tidak bertanggung jawab atas hidup saya!"
"Lohhh, maksudnya gimana?" Saya jadi semakin tertarik mendengarnya.
"Maksud saya, suami saya tidak bertanggung jawab atas kebahagiaan dan kegembiraan saya! Ketika kami bertengkar karena berbeda persepsi; ketika dia nyuekin saya karena lelah sehabis pulang dari kantor; ketika dia melupakan ulang tahun perkawinan kami karena lagi bertugas ke luar kota, saya sedih. Saya sangat sedih."
Kemudian saya membaca sebuah artikel bahwa "SAYA yang seharusnya bertanggung jawab atas hidup saya, atas kebahagiaan, dan atas kegembiraan saya, BUKAN orang lain! Setiap manusia punya TEATER di pikirannya, dan karena TEATER tersebut adalah milik saya, kenapa saya tidak memutar film, musik yang berMANFAAT untuk menciptakan kebahagiaan dan kegembiraan saya?!"
"Mungkin suami saya belum mempunyai PETA (MAP) tentang sesuatu yang saya inginkan" --> Saya bisa memberitahunya sehingga dia paham ketimbang kami harus bertengkar.
"Mungkin suami saya lelah dan lagi tidak fokus karena pekerjaannya yang sangat menyita waktu dan tenaga" --> Saya bisa mengingatkan dia sehingga dia tidak lupa lagi ketimbang kami harus diam-diaman selama 1 minggu.
WOWWW... saya terkesima dan saya lalu minta ijinnya untuk berbagi pengalaman dan diskusi BERHARGA ini kepada rekan-rekan wanita lainnya.
Kepada rekan-rekan wanita di luar sana...mungkin tulisan ini bisa menggelitik pikiran bawah sadar Anda, entah SEKARANG maupun NANTI, bahwa Anda semua yang berTANGGUNG JAWAB atas PIKIRAN dan PERASAAN Anda.
Jangan berharap suami, pasangan, rekan kerja, teman, orang lain bisa mengerti Anda dan membuat Anda bahagia, senang, atau bergembira. Mungkin bisa, sekali-sekali, tetapi most of the time, Anda sendirilah yang menentukan dan mendesign pikiran dan perasaan Anda!
Selamat Hari Kartini buat rekan-rekan wanita yang TEGAR, PERKASA, sekaligus LEMBUT dan berSAHAJA.
Jika Anda merasa tulisan ini berMANFAAT untuk Anda, silahkan Anda SEBARkan kepada rekan-rekan wanita lainnya sehingga mereka juga turut merasakan dan menikmati MANFAAT dari tulisan ini.
Yups, gimana sudah baca secara lengkap emailnya...? Ugh belum...kenapa males...?Huh....gini intisari emailnya. Bahwa kebahagian itu ditentukan oleh diri kita sendiri, orang lain tidak bisa membuat kita selalu merasa bahagia. Makanya jangan terlalu berharap mendapatkan kebahagian dari orang lain, meskipun itu adalah orang yang paling dekat dengan kita yaitu "SUAMI". Kebahagiaan adalah tanggung jawab pribadi masing-masing dari kita, jadi apapun yang terjadi tetaplah menjadi bahagia...meskipun itu berat. So keep smile...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar